Ternak Kroto Semut Rangrang
Ciri Fisik, Sifat dan Kebiasaan Semut
Agar bisa berternak semut rangrang, maka peternak sebaiknya mengenal sifat, kebiasaan, dan ciri fisik semut. Untuk mengetahui dan menguasai sifat dan kebiasaan semut, bila perlu peternak ‘menginap’ di kandang dan mengamati kebiasaan semut setiap waktu. Perangai semut yang galak, misalnya, hanya muncul bila merasa terancam.
Setiap ada gerakan mengancam, para prajurit semut dengan cekatan melawan dan menyerang. Tidak jarang mereka melompat dan menggigit si pengganggu sambil melepaskan senjata andalannya berupa asam format, alias asam semut. Pada orang tertentu, cairan itu seolah ‘racun’ yang mengakibatkan kulit memerah karena alergi. Gigitan semut tidak berbahaya, tetapi bila dalam jumlah banyak cukup menyakitkan.
Dalam bahasa lnggris, semut disebut weaver ant merujuk pada keahliannya menganyam. la membuat sarang dengan menganyam daun atau bahan lain kemudian ‘dijahit’ menggunakan perekat dari liur larva. Perekat itu seperti benang yang sangat halus, tetapi setelah tebal menyerupai lilin putih. Pada awal pembuatan sarang, jaring dianyam sangat ti pis dari liur semut sendiri. Setelah bertelur, maka liur dari larva lah yang digunakan untuk mempertebal. Kian lama serat kian tebal sehinggamenutupi celah dan hanya menyisakan lubang kecil untuk keluar masuk sarang.
Jika diperhatikan, semut selalu beraktivitas. Mereka hilir-mudik tanpa henti baik sendiri atau secara bersama• sama selama 24 jam. Semut memang tergolong mahluk sosial. Semua kegiatan dikerjakan secara bersama-sama. Mulai dari mencari makanan, mempertahankan diri, dan membuat sarang. Dalam satu sarang terdapat ribuan ekor semut. Anggota populasi dalam sarang akan bertambah secara cepat, mencapai 2 kali lipat dalam sebulan.

Kepala
Di bagian kepala semut terdapat sepasang mata, mulut, sepasang antena, dan sepasang sungut. Mata bulat hitam dan cukup lebar. Namun demikian, kebanyakan semut penglihatannya buruk. Bahkan beberapa jenis buta, selain semut bulldog di Australia yang penglihatannya baik. Untuk beraktivitas, semut memanfaatkan mata majemuk yang terdiri dari kumpulan lensa mata berukuran kecil yang dapat mendeteksi tiap gerakan dengan sangat baik. Untuk mendeteksi perubahan cahaya, semut menggunakan tiga oselus di bagian atas kepala.
Di kepala juga terdapat sepasang antena untuk mendeteksi rangsangan kimiawi dan benda-benda di depannya. Antena mempunyai 2 ruas yang panjang dan bengkok. la berfungsi sebagai sarana berkomunikasi dengan sesama semut. Fungsi lainnya ialah mendeteksi feromon yang dikeluarkan oleh semut lain. Di kepala semut juga ada sepasang sungut atau mandibula yang dipakai untuk mengangkat telur, larva/pupa, mengangkut makanan, membangun sarang, dan untuk pertahanan. Di bagian dalam mulut terdapat kantung kecil tempat penyimpanan sementara makanan sebelum diberikan ke semut lain atau diberikan ke larva.

Dada
Mesosoma terdapat antara kepala dan perut. Bagian dada seolah terbagi atas dua bagian lantaran di bagian tengah mengecil seperti pinggang. Jadi, antara dada dengan perut dihubungkan oleh pinggang sempit yang disebut pedikel. Tubuh semut, seperti serangga lainnya, memiliki eksoskeleton atau kerangka luar yang memberikan perlindungan dan juga sebagai tern pat menempelnya otot. Serangga tidak memiliki paru• paru, tetapi memiliki lubang pernapasan yang disebut spirakel. Gunanya untuk sirkulasi udara dalam sistem respirasi mereka. Spirakel terletak di bagian dada.
Serangga tidak memiliki sistem peredaran darah tertutup. Sebagai gantinya, mereka memiliki saluran berbentuk panjang dan tipis di sepanjang bagian atas tubuh yang disebut aorta punggung. Fungsinya mi rip dengan jantung.
Semut memiliki 3 pasang kaki yang menempel di bagian mesosoma. Sepasang berada di dada bagian depan dan 2 pasang di dada belakang. Kaki panjang terdiri dari 3 ruas yang ditumbuhi duri halus. Duri halus inilah yang memudahkan semut untuk memanjat.

Perut
Perut semut terletak di bagian belakang tubuh. la dipisahkan dari dada oleh pinggang ramping yang disebut pedikel. Sistem saraf semut terdiri dari sebuah otot saraf ventral yang berada di sekujur tub uh yang berhubungan dengan setiap bagian dalam tubuh.
Di bagian metasoma ini terdapat organ reproduksi. Juga terdapat’sengat’ yang cukup tajam, tetapi sang at kecil hingga tidak terlihat. Senjata tajam itu berhubungan dengan kelenjar beracun yaitu asam semut alias asam folat yang dipakai untuk melumpuhkan mangsa atau musuh yangmenyerang sarang. Pada kulit yang sensitif, dapat menyebabkan bentol-bentol kemerahan

Ratu
Setiap koloni yang terdiri dari satu atau beberapa sarang, dapat ditemukan satu atau beberapa ekor ratu semut. Ratu semut mudah dikenali karena tubuhnya paling besar, berwarna hijau hingga cokelat dengan perut besar dan menghasilkan banyak telur. Kepala kecil berbentuk permata dan dada besar. Pada awalnya semut ratu bersayap. Namun ketika ia terbang dan mendarat, akibat ‘kelelahan’ sayapnya kemudian terlepas. Peranan ratu dalam koloni sangat besar. Dia berperan sebagai pimpinan dalam kelompok serta mengorganisir semut pekerja agar giat mencari pakan. Karena itu ada yang menyebut, bila dalam sarang tidak ada ratu, maka koloni itu tidak akan berkembang.
Dari pengamatan Adhy Suharmadji, semut ratu bisa ‘lahir’ secara alami. Artinya, saat membeli bi bit dan tanpa ratu, maka pada bulan Oktober hingga Februari, akan muncul ratu secara alami. Artinya, koloni itu akan mencetak ratu sendiri. Jadi meski rangrang tidak dikawini, mereka tetap bisa bertelur dan beranak sendiri secara alami.
Di alam, semut ratu dan pejantan sama-sama memiliki sayap. Dalam kondisi sehat, mereka akan terbang. Namun, karena semut ratu dan pejantan terlalu banyak bergerak saat terbang menyebabkan kedua sayapnya copot. Begitu sayapnya lepas, dikawini atau tidak, ratu akan bertelur. Sang ratu bertelur 200-250 butir per periode bertelur yang berkisar pada 1 bulan.
Jumlah itu lebih banyak dari telur semut pekerja fertil. Karena banyaknya telur sang ratu sehingga peternak selalu berupaya memasukkan satu atau dua ratu ke koloni baru yang tidak memiliki ratu. Namun, bila tidak mengetahui cara pemindahannya, maka si ratu kerap dibantai oleh penghuni di koloni barunya. la dianggap musuh sehingga ditarik ke kanan dan ke kiri hingga akhirnya mati.

Menurut Anis Pristiono, semut ratu dapatjuga berasal dari semut pekerja. Pada musim ketika akan ada hujan, maka semut pekerja betina mengeluarkan telur. Telur itu sebagian jadi calon ratu. Biasanya, pada musim penghujan, banyak hewan-hewan predator bermunculan. Karena merasa terancam, semut pekerja mengeluarkan telur ca Ion ratu yang bisa menambah populasi dengan cepat.
Pada musim kemarau biasanya populasi semut ratu hanya sedikit. Semut ratu dapat berpindah dari satu wadah sarang ke sarang lain tanpa diserang. Hal itu biasa dilakukan pada malam hari. Sementara calon ratu, hanya berdiam di satu tempat.

Semut Pekerja
Semut pekerja merupakan semut betina. la bertugas merawat telur, semut-semut muda, dan menyiapkan makanan, terutama bagi ratu dan anak-anak semut. Semut pekerja juga bertugas menjaga kebersihan sarang serta ikut menjaga sarang dari ancaman luar. Selain tugas utama itu semut pekerja juga bisa kawin dan bertelur dengan jumlah sepertiga dari jumlah telur ratu. Kondisi itulah yang memungkinkan populasi semut dapat terus bertambah, meski tanpa kehadiran ratu.
Panjang semut pekerja berkisar 4-10 mm. Kepalanya panjang berbentuk”segitiga” dengan antena yang panjang dan mata besar. Rahang besar dengan gigi-gigi tajam. Kaki panjang dan warna lebih pucat.

Semut Prajurit
Semut prajurit merupakan anggota koloni yang jumlahnya terbanyak. Mereka bertanggung jawab untuk semua aktivitas dalam koloni. Mulai dari menjaga sarang dari serangan pengacau, mencari, mengumpulkan, dan membawa makanan untuk semua anggota koloni, serta membangun sarang.
Semut Pejantan
Semut pejantan tubuhnya lebih kecil daripada semut ratu, berwarna kehitam-hitaman. Panjang tubuhnya 7-24 mm. Bentuk kepala seperti permata, runcing di bawah. Mata terdapat di samping kepala dengan ukuran kecil. Dada bagian depan lebih besar dari dada belakang. Perut kecil. Tipe ini ‘paling enak’ hidupnya dalam koloni. Tugasnya hanya mengawini sang ratu, tapi kemudian mati.
Jumlah pejantan lebih banyak dari ca Ion ratu. Pejantan akan keluar terus dari sarang. Bila lingkungan mikro lembap atau musim hujan, semut ini hanya jadi beban karena pemalas.
Namun saat hangat, atau musim panas, dia sangat bermanfaat dalam pembentukan produksi telur. la aktif mengawini ratu sehingga dihasilkan banyak telur.
Dalam satu koloni, belum diketahui jumlah calon ratu yang ideal. Namun bila diternak, dalam satu stoples bisa dihuni 1, 5, 6, bahkan 10 calon ratu.
Masing-masing stoples berbeda-beda jumlah ratunya. Pada musim kemarau, ratu dan penjantan jumlahnya sedikit atau bahkan tidak ada. CaIon ratu pun berubah menjadi ratu.

Kroto dan Larva
Kroto ialah telur yang dihasilkan oleh semut rang rang. Telur yang akan menjadi pekerja atau prajurit, bentuknya mirip ampas kelapa atau nasi, berwarna putih kekuningan. Bila kondisi lingkungan hangat dan kering, akan berubah warna menjadi putih bersih dan siap berubah ke fase larva. Lama perubahan bisa hanya 12 hari, tetapi bisa juga sampai belasan hari.
Dari segi ukuran telur, dikenal 2 macam: telur kecil dan telur besar. Kroto kecil berukuran panjang 0,5 cm- 0,7 cm dengan diameter 3 mm. Kroto kecil, kelak berubah menjadi larva semut pekerja atau prajurit. Kroto besar berukuran panjang 1-1,5 cm dan diameter 0,5-0,7 cm. Kroto besar kelak berubah menjadi semut ratu. Telur Oecophylla berubah fase dalam 46 hari,
salah satu yang tercepat di antara kerabat semut. Tingkat pertumbuhan larvanya juga cukup cepat. Larva akan jadi kepompong dalam waktu seminggu sampai sepuluh hari. Jadi siklus hidup semut berkisar 25-26 hari.
Di dalam sarang baru Oecophylla smaragdina, semut pekerja akan langsung membangun tenda perlindungan dengan memanfaatkan liurnya. Di sarang darurat itu, sang ratu mulai bertelur. Telur yang sudah jadi larva kemudian dimanfaatkan liurnya oleh semut pekerja untuk merampungkan pembuatan labirin sehingga lebih tebal.
Setelah selesai, ratu semut kembali bertelur. Telurnya akan menetas 4-5 hari kemudian tergantung kondisi iklim di sarang.
Tahap larva adalah tahap yang sangat rentan sehingga perlu perlindungan. ltu karena ia tidak memiliki kaki sehingga menjadi santapan lezat berbagai binatang, mulai dari cecak, tikus, dan ayam. Namun, bila tetap berada di sarang, ia akan aman.
Di alam, kroto ca Ion ratu banyak dihasilkan pada OktoberMaret (musim hujan). Namun bila dibudidayakan, umumnya calon ratu muncul pada Juni dan menetas menjadi ratu muda pada Juli. Calon ratu tersebut terus berkembang hingga dewasa dan menghasilkan telur selama 4-6 buIan.
Kroto memiliki kandungan protein tinggi, dengan kondisi berbeda-beda yaitu: basah, halus, atau kasar. Dari penelitian, kandungan protein kroto basah adalah 47,8%. Kroto yang biasa dijual di toko pakan itu hanya tahan 1-2 hari, lalu membusuk. Karena itu jarang disimpan dalam jumlah banyak.

Beternak Semut
Dengan kian banyaknya peternak burung dan pemancing di tanah air menjadikan permintaan kroto melambung. Di lain pihak, ketersediaan pohon penghasil kroto makin berkurang. Menurut Suwarno, pedagang kroto di Ciracas, Jakarta Timur, Pepohonan di daerah banyak yang daunnya mengalami kekeringan sehingga sarang semut sulit ditemui. la yang biasanya mendapatkan pasokan 7-11 kg per hari, harus puas mendapat 3-4 kg per hari. Sebab, bukan hanya Suwarno yang berharap pada telur kroto.
Puluhan pedagang penyedia sapronak (sarana produksi ternak) pun berdatangan ke Terminal Kampung Rambutan, Jakarta Timur, sebelum subuh untuk menyambut kedatangan pemasok kroto dari daerah. Mereka datang dari Lampung, Sukabumi, dan beberapa daerah di Jawa Tengah. Dalam hitungan 1-2 jam saja, seluruh kroto habis, dan pedagangnya segera balik kampung untuk kemudian datang lagi esok subuh. Saat ini, bila dijumlahkan, volume kroto yang dibawa seluruh pedagang itu, paling banyak 3050 kg. Padahal, kebutuhan kroto warga Jakarta dan sekitarnya mencapai 300 kg per hari.
Tingginya permintaan kroto memicu peternak menangkarkan semut. Namun, dari sekian banyak peternak yang mencoba produksi kroto, ternyata umumnya banting setir menjadi penjual bibit semut. ltu lantaran permintaan bibit semut pun tidak kalah tinggi dan keuntungannya jauh lebih besar. Selain itu, perputaran dana lebih cepat karena saat ini permintaan bibit oleh calon peternak juga sangat banyak.
Contoh, Bapak Inisial “Daniel Britt” peternak di Mangkubumi, Sukahati, Kabupaten Tasikmalaya. Sejak 2 tahun silam ia mulai beternak semut untuk menghasilkan kroto. Ratusan stoples bekas wadah sosis berisi semut rang rang berjajar rapi di rak bertingkat 4. Kesuksesan itu tergambar dari stoples plastik volume 1 kg itu yang sebagian terisi semut dan sarang. Namun, fokus usaha pak Daniel adalah memproduksi bibit rangrang, bukan menghasilkan kroto.
Sebenarnya, pada awal usaha, ia pun berencana hasilkan telur semut lantaran permintaannya sangat tinggi. Namun, setelah dijalani, ternyata menjual bibit lebih laku dan keuntungan lebih tinggi daripada menjual kroto. Menurut pria kelahiran Tasikmalaya 1966 itu, untuk menghasilkan kroto dibutuhkan sarang yang sangat banyak lantaran produksi sangat sedikit. Dari 200 – 300 stoples hanya bisa panen 100 – 200 gram per buIan. Akhirnya alumni SMK otomotif pun fokus memproduksi bibit.
Dalam satu bulan, Pak Daniel mampu menjual 100-500 stoples berisi semut dan sarang. la memasarkannya di kawasan Jabodetabek. Dengan harga jual Rp50.000-100.000/stoples, tergantung volume dalam stoples, omzet pak Daniel per buIan mencapai Rp 5 juta – Rp 50 juta. Karena tingginya volume penjualan dan permintaan bibit, sehingga rekan-rekan pak Daniel dan pembeli bibit yang semula merencanakan memproduksi kroto, banting setir fokus pada pembibitan.

MAU TERNAK SEMUT RANGRANG
PENGHASIL KROTO SUPER ?

TERNAK SEMUT RANGRANG,
PANGSA PASAR MASIH LUAS...

Untuk memenuhi permintaan konsumen, Daniel dibantu 5 mitra dan sekitar 20-an pencari semut di alam. Semut hasil tangkapan alam kemudian diajar beradaptasi oleh kelima mitranya sehingga mereka terbiasa hidup dalam stoples. Biasanya, dalam 3-4 minggu, semut liar sudah menjadi jinak sehingga mampu berkembang biak. Ketika Daniel meminta dipasok, mitranya sudah siap. Bila tidak, semut-semut itu bertelur yang kemudian menetas menjadi individu baru.
Menurut A. Pristiono, sebenarnya menjual kroto tetap punya kelebihan, yaitu, berapa pun yang diproduksi peternak, pasti habis terjual dalam satu hari karena memang produknya kurang. ltu karena kroto hasil peternakan lebih berkualitas: lebih segar dan bersih, daripada produk dari a lam. Selama ini sumber kroto memang masih dari alam. Sedangkan penjualan bi bit semut tidak secepat itu.
Peternak lain, ialah Adhy Suharmadji di Jember. Setahun silam, ia tertarik memelihara semut lantaran dianggap sebagai peluang usaha karena belum banyak yang melakukan. Ketersediaan semut di a lam yang makin berkurang menarik minat Adhy beternak semut.
la lalu membeli 100 stoples bibit. Lantaran belum mempunyai pengetahuan, semut-semut itu mati. Tidak ingin kasus itu terulang, Adhy pun belajar ke peternak- peternak sukses di Jawa dan Bali. Menurut Adhy kalau tidak punya ilmunya, pasti gagal. Semut akan saling bantai satu sama lain.
Saat ini Adhy memiliki 30.000 sarang semut. Namun, untuk sementara ia baru menjual bibit karena belum memadai untuk produksi kroto. Sebenarnya dari satu selongsong, ia telah dapat memanen 20 gram kroto per bu Ian. Rencananya pada 2015 ini, ia sudah mulai menjual kroto dengan volume mencapai 10-12 kg/bulan.


Anis Pristiono memanen 50 gram kroto per bulan dari satu stoples 1 kg.
Jumlah itu 2 kali Iipat lebih tinggi dibandingkan peternak semut lain.
Kuncinya, temperatur kandang hangat,
kelembapan sedang, dan kondisi kandang terang.
Selama ini banyak orang belum paham beternak semut. Mereka memelihara semut di kandang dengan kondisi kelembapan tinggi, 70%-90%, suhu rendah (24°28°C), dan minim cahaya alias gelap hingga 60-90%. Hasilnya, produksi telur tidak optimal, kurang dari 25 gram per bulan dari stoples ukuran 1 kg.
Agar sukses beternak semut, peternak idealnya mengetahui berbagai kebiasaan dan aktivitas sehari-hari peliharaannya. Juga mengetahui kesukaan dan yang tidak disukai serangga kecil itu. Menurut Anis Pristiono, peternak di Cibinong, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat, dalam budidaya semut rangrang, ada 2 hal yang harus dilakukan calon peternak. Yakni, membangun infrastruktur dan lakukan budidaya yang tepat.
lnfrastruktur ialah bangunan fisik kandang termasuk lingkungan mikro di dalamnya. Sedangkan budidaya, meliputi: rak, sarang, dan pakan. Bila gagal membentuk kondisi lingkungan yang optimal, akan menyebabkan semut gagal berkembang biak, bahkan cenderung berkurang. Kebanyakan peternak gagal menghadirkan kondisi lingkungan yang sesuai untuk semut. Hal itu pernah dialami Yono, panggilan akrab Pristiono pada awal budidaya, 2009-2010. la memelihara semut dalam kandang dengan kondisi kelembapan tinggi, 70%-90%, suhu 26°-28°C. Hasilnya gagal, Semut tidak berkembang biak dan bahkan jumlahnya semakin berkurang. ltu karena sifat predatornya muncul. Mereka saling membunuh dan memangsa antar sesama sehingga jumlah semut berkurang.
Setelah kegagalan itu, pada 2010-2011, Yono melakukan berbagai pengamatan dan percobaan untuk mendapatkan hasil terbaik. la mengetes berbagai suhu lalu mengombinasikan dengan kelembaban. la mulai dari suhu 27°C dengan kelembapan 90%, dan melihat hasilnya. Karena pengaruh iklim mikro itu buruk, ia ubah lagi dengan menaikkan suhu menjadi 28°C dengan kelembapan tetap 90%, lalu menganalisa hasilnya. Begitu seterusnya hingga mencapai suhu 34° dengan 90%. Lalu diulang lagi dengan suhu berbeda dan kelembapan berbeda, lalu menganalisis hasil. Hingga akhirnya satu tahun kemudian, setelah melakukan puluhan kali ujicoba, Yono menemukan kondisi ideal untuk beternak semut rangrang. Mereka berkembang baik pada suhu 31°-33C dan kelembapan 65-85%. Kondisi ini berlangsung seimbang pada kisaran pukul 10.00-14.00.
Pada kondisi lingkungan seperti itu, semut-semut aktif bergerak. Akibatnya glukosa dalam tubuh serangga kecil itu terbakar dan menghasilkan energi lewat proses metabolisme tubuh. Energi dan hasil metabolisme tubuh itulah yang membuat semut tumbuh dan berkembang biak secara cepat. Telur yang semula berwarna kuning dalam tempo 2-5 hari berubah menjadi warna putih dan siap berubah jadi larva dan pupa. Perubahan fase itu terjadi secara cepat, dalam tempo harian bukan mingguan seperti sebelumnya. Hasil itu telah dibuktikan Yono hingga kini.
Menurut ahli semut dari Pusat Penelitian Biologi LIPI di Cibinong, Ir Wara Asfiya, aktivitas semut pada siang atau suhu yang panas tergantung jenis semut. Setiap jenis semut memiliki biologi yang berbeda-beda. Namun, menurut Wara siklus hidup semut rangrang memang dipengaruhi suhu. Hanya ia belum mengetahui suhu optimum untuk reproduksi semut rangrang. Dari penelitian Lokkers pada 1990, reproduksi koloni semut rangrang sangat tinggi saat musim hujan dan awal musim kemarau.

Kandang
Untuk mengetahui kondisi lingkungan kandang yang ideal, peternak dapat melihatnya dari aktivitas semut. Jika serangga·kecil itu sering bergerak mengelilingi sarang, maka kondisi lingkungan sudah sesuai yang diinginkannya. Di luar waktu itu, kondisi iklim pada pagi, sore, dan malam, tetap boleh mengikuti suhu di sekitarnya (di luar kandang). Artinya, bila pada pagi hari, suhu rendah, misal 27°28C dan kelembapan 85%-90%, tidak mempengaruhi aktivitas semut. Bila kondisi lingkungan terpenuhi, maka fase dari telur menjadi larva yang biasanya 1-2 pekan menjadi hanya 5 hari. Sehingga dari telur menjadi individu baru yang biasanya mencapai 21 hari, dapat dipercepat menjadi hanya 1-2 pekan. Bahkan dalam satu bu Ian, semut bisa berkembang biak hingga 2 kali lebih banyak. Bila sarang cukup banyak, maka peternak dapat panen kroto setiap hari. Untuk mendapatkan hasil maksimal itu, dimulai dengan membangun infrastruktur yang tepat.
Yono, pernah memanfaatkan ruang tamu rumahnya untuk beternak semut. Sementara Tugiman memanfaatkan teras rumahnya di Cibarusah, Jonggol, Kabupaten Bogar. Juga garasi atau ruang belakang rumah dapat dimanfaatkan. Yang penting ruangan itu nyaman bagi semut. Bila memanfaatkan ruangan dalam rumah, jangan sampai terlalu banyak gangguan. Contoh, terlalu banyak orang lalu-lalang sehingga mengusik semut atau sebaliknya, ternak semut mengurangi kenyamanan penghuni.
Jika sudah menemukan lokasi yang cocok, hal lain yang juga harus diperhatikan adalah kondisi klimat dalam kandang. Kondisi dalam kandang sebaiknya berkisar pada suhu 30C-33°C, dengan kelembapan relatif antara 65% sampai 85%. Di alam, pemakaian daun segar berperan besar dalam tercapainya kondisi itu. Daun mengandung air sehingga dapat menjaga suhu dan kelembapan stabil. Namun untuk kandang buatan, kondisi iklim dalam kandang harus diupayakan sendiri dengan cara mengatur konstruksi bangunan. Artinya, bila suhu di dalam terlalu panas, maka ditambahkan jendela. Atau menyemprotkan air ke lantai sehingga kelembapan udara naik. Demikian pula bila suhu masih rendah, lubang angin ditutup hingga diperoleh suhu ideal.
Artinya, semua hal: bahan kandang, sirkulasi udara yang keluar masuk, disesuaikan agar tercapai suhu yang diinginkan. Lokasi kandang sebaiknya terbebas dari rumah tingkat atau pohon tinggi. Dengan begitu kandang dapat menerima sinar matahari secara optimal. Sirkulasi udara pun dapat berlangsung dengan baik.
Bangunan kandang tidak harus permanen atau terbuat dari bahan baku yang mahal. Bila ada, peternak dapat memanfaatkan bekas kandang ternak lain, misal kandang ayam, domba, atau kambing yang dimodifikasi. Bahkan bekas rumah jamur atau gudang pun bisa digunakan.
Bila memanfaatkan bambu, maka konstruksinya harus kuat agar tahan beberapa tahun. Ukuran kandang menyesuaikan dengan jumlah semut (sarang) yang akan dipelihara. Misalnya akan dibangun kandang untuk 500 sarang staples ukuran 1 kg, maka ukuran kandang cukup 3 m x 2 m x 2m. Buat atap yang rendah, sekitar 2 m agar energi panas tidak banyak hilang. Bila atap terlalu tinggi, energi akan banyak terbuang karena tidak dimanfaatkan semut. Pemasangan rangka sama seperti membangun rumah kecil.

TERNAK SEMUT RANGRANG,
PANGSA PASAR MASIH LUAS...

Beternak semut untuk menghasilkan kroto sangat menjanjikan, karena berapa pun hasil produksi pasti habis terjual.
Cara Bangun Sarang

Semut memilih pohon sebagai tern pat bersarang agar dapat terlindung dari serangan predator. Di situ semut aman karena sarangnya tersamar dengan daun-daun sehingga predator sulit menemukannya. Mereka akan memilih daun berukuran lebar yang segar untuk dirakit sebagai sarang. Setelah menemukan daun lebar dan tempat yang ideal untuk membangun sarang, mereka pun berbagi tugas.
Dimulai dengan membuatjembatan semut sebagai penghubung daun-daun yang akan dirakit. Seekor semut berpegang kuat atau menggigit pinggir daun. Semut lain kemudian menaiki dan melewatinya, yang kemudian dilewati lagi oleh semut lain. Demikian seterusnya hingga mencapai daun yang akan dihubungkan. Tenaga semut yang luar biasa besar berpadu dengan cengkeraman yang amat kuat membuatnya mampu menopang semut-semut lain yang menaikinya.
Setelah jembatan selesai, kelompok yang lain akan melewati jembatan hidup itu untuk menarik daun lain agar mendekat. Mereka memanfaatkan kaki dan mandibula untuk memegang atau menggigit pinggir daun dan menariknya secara bersama-sama mendekati daun pertama.
Bila daun-daun telah berdekatan, kelompok lain segera mengambil larva dari sarang dan meletakkan
di pinggir daun yang akan direkatkan. Larva pun melepaskan benang sutra dari kelenjar yang terletak tepat di bagian bawah mulutnya. Keistimewaan ini hanya dimiliki semut stadia larva, sedangkan semut dewasa tidak menghasilkan sutra itu lagi. Kegiatan menjahit pinggir daun dilakukan hingga ribuan kali sehingga menjadi cukup kuat untuk menahan daun tetap menyatu. Sela in untuk merekatkan sarang, sutra halus juga dipakai untuk membuat pintu masuk melingkar dan mengarah ke bagian dalam sarang. Kegiatan membuat sarang salah satu kegiatan sosial paling menonjol di antara semua mahluk hidup.
Atap

Setelah rangka berdiri selanjutnya memasang atap. Yono menyarankan menggunakan plastik ultraviolet karena mudah diperoleh dan harganya murah. Terpal pun dapat dipasang dengan mudah dan cepat karena lebar. Hanya perlu rangka penahan agar tidak bergerak-gerak tertiup angin, serta dan kuat menahan hujan.
Bila kandang yang tersedia telah mempunyai atap, maka disiapkan pada bagian tertentu area lubang cahaya. Luasnya berkisar 1/8 dari bagian yang sudah tertutup. Namun, ukuran ini bukan harga baku karena tetap perlu menyesuaikan dengan iklim di dalam. Bagian lubang cahaya itu kemudian ditutup dengan atap fiber atau plastik cor. Plastik itu bersifat memancarkan cahaya
sehingga sinar matahari dapat tern bus merata ke dalam kandang dalam. Bila ruangan yang tersedia cukup luas, maka sebaiknya dibuat kandang kecil di dalamnya. Ruang luas biasanya tersedia banyak udara sehingga lebih sulit untuk mencapai suhu ideal 30°-33°(. Karena itu, perlu dibuat kandang kecil agar kondisi iklim panas bisa dilokalisir. Usahakan agar di kandang kecil itu pun ada lubang cahaya untuk menjaga suhu hangat
Dinding

Dinding kandang dapat terbuat dari terpal atau plastik cor. Yang penting, dapat menjaga kondisi lingkungan mikro tetap hangat. Juga terlindung dari angin, yang menerpa langsung, serta mencegah predator masuk ke dalam kandang. Pada kandang kecil, salah satu sisinya yang menghadap ruang terbuka, dindingnya diangkat setinggi 50 cm dari lantai. Lubang itu berfungsi untuk sirkulasi udara dari luar ke dalam dan mendorong udara yang di dalam untuk keluar. Bila tidak ada sirkulasi udara semut-semut di bagian atas kepanasan karena suhu tidak keluar. Akibatnya suhu menjadi panas. Semut pun tidak beraktivitas dan lebih banyak berdiam dalam sarang.
Dengan adanya lubang sirkulasi, udara yang masuk dari bawah akan menekan udara ke atas sehingga udara panas akan bergeser keluar, meski tidak terlalu banyak. Dengan begitu temperatur di kandang bagian bawah tetap hangat. Hindari membuat sirkulasi udara di bagian atas karena panas akan langsung keluar dan hilang. Untuk membangun kandang sebaiknya dipercayakan pada tukang dengan memberikan beberapa petunjuk agar klimat dalam kandang tercapai.
Kondisi Cahaya

Menurut Yono kondisi cahaya tidak terlalu berpengaruh terhadap aktivitas semut. Berdasarkan pengalaman alumnus Fakultas Teknik Mineral Universitas Pembangunan Nasional, Yogyakarta itu, semut tetap beraktivitas dan bertelur pada kondisi terang maupun gelap. Namun, hal yang harus diperhatikan ialah sinar matahari tidak boleh langsung menerpa sarang, tetapi sinar itu harus dipancarkan. ltulah alasan Yono memasang plastik cor di atap. Jadi di bagian atas kandang luar mempunyai lubang cahaya yang ditutup dengan plastik ultraviolet. Sedangkan atap kandang dalam lubang cahaya ditutup dengan plastik cor yang bersifat memancarkan cahaya.
Jika lingkungan baru sesuai, semut-yang berasal dari tangkapan alam atau hasil budidaya dari peternak lain-pun cepat beradaptasi, kurang dari sepekan. Bahkan dalam 2 hari semut sudah beradaptasi dan mau memakan pakan yang disediakan. ltu karena semua glukosa yang ada di dalam tubuhnya yang diminumnya telah terbakar karena aktivitas yang tinggi. Namun jika kondisi lingkungan tidak sesuai, semut pun akan saling bunuh atau menjadi predator antarsesama.
Lalu bagaimana bila hanya salah satu unsur iklim yang terpenuhi? Contohnya hanya terpenuhi kelembapan tan pa panas maka budidaya akan gagaI. Hal serupa terjadi jika sebaliknya. Oleh karena itu, bi la kelembapan di bawah 60% segera ditingkatkan dengan cara mengguyur air ke lantai sehingga kandungan air di udara meningkat. Bila tidak, semut akan jadi predator semut lain, alias semut makan semut.
Rak

Secara naluri semut rangrang bergerak ke atas sehingga rak perlu dibuat bertingkat. Sekaligus mengefektifkan ruangan. Jumlah anak rak, tergantung jumlah semut (sarang) yang akan dipelihara. Contoh rak di kandang Adhi Suharmadji di Jember. Tinggi 200 cm, lebar 120 cm, dan lebar ke belakang 60 cm, dengan 4 anak rak. Ukuran itu dapat memuat 1.200 sarang berbahan pipa pvc. Dapat pula menggunakan rak ukuran 1 SO cm x 60 cm x 100 cm dengan 3 anak rak. Dengan ukuran itu rak dapat memuat 100 sarang dari stoples 1 kg.
Jarak antarrak milik Yono lebih rendah lagi lantaran stoples yang digunakan hanya satu lapis, tidak ditumpuk. Tiap rak ditata 100 stoples. Untuk membuat satu rak bertingkat 3 ukuran 150 cm x 120 cm x 5O cm, diperlukan dana Rp300.000. Peternak baru bisa juga memanfaatkan bahan rak yang lebih ekonomis.
Rak yang paling minim tetap dibuat bertingkat dua berukuran 1,2 m x 0,7 m x 1,4 m dengan kapasitas lantai 1 memuat 30 stoples berdiameter 10 cm. Stoples diletakkan berjajar di tepi rak. Bagian depan dibiarkan kosong sebagai tempat meletakkan wadah pakan.
Untuk mencegah semut kabur dari rak, dapat menggunakan baskom kecil yang diisi campuran minyak solar dan minyak tanah. Dengan campuran itu, semut tidak akan berani kabur. Wadah berisi campuran itu diletakkan di setiap kaki rak. Agar kaki rak tidak langsung terendam, ganjal dengan batu atau benda padat lain
Lampu Pemanas

Setelah rak diletakkan di tempat yang pas, selanjutnya memasang bohlam lampu. Bohlam berfungsi sebagai penghangat kandang pada siang hari saat musim hujan. Pada malam hari, selain sebagai penerang, juga menjadi penghangat sarang. Jadi letakkan bohlam lampu di tempat yang bisa diterima oleh banyak sarang. Dalam kandang ukuran 3 m x 2 m x 2 m dibutuhkan minimal 3 bohlam lampu berdaya 20 watt.
Tidak ada ukuran baku jarak lampu dari sarang. Namun, harus menyesuaikan dengan daya dari bohlam yang dipakai. Setelah itu ukur panas yang diterima sarang, berkisar 30°-33°(. Jadi yang perlu diperhatikan adalah suhu alias energi panas yang diterima semut. Kalau hanya sekadar cahaya, tapi energi panas kurang, maka labirin akan berwarna kusam. Untuk mengetahui apakah suhu sudah pas, selain dari termometer, sebenarnya peternak juga dapat merasakan. Bila berpeluh, kemungkinan suhu di angka
30°-33C dengan kelembapan udara 70%. Pada siang hari, kelembapan bisa turun sampai 60%. Pada kondisi itu, biasanya semut berjemur di pinggir stoples dan menjemur telur-telurnya di dinding sarang. Makin siang, makin panas, makin banyak telur melekat di dinding stoples.
Telur butuh suhu panas sehingga oleh semut diangkut ke pinggir. Sela in itu, ukuran kroto pun akan semakin besar (mengkel). ltu merupakan bukti semut bukan butuh kelembapan tinggi, tapi panas dan kelembapan yang cukup. Na mun, begitu hujan tu run dan suhu jadi dingin, semut akan mengangkut semua telur ke bagian dalam dan mengerumuni telur-telur agar tetap hangat

TERNAK SEMUT RANGRANG,
PANGSA PASAR MASIH LUAS...

Beternak semut untuk menghasilkan kroto sangat menjanjikan, karena berapa pun hasil produksi pasti habis terjual.
Wadah Sarang
Peternak dapat menggunakan beberapa bahan sebagai wadah untuk semut bersarang. Pertimbangannya: mudah diperoleh, murah, dan disukai semut. Beberapa wadah yang dapat digunakan diantaranya stoples bekas wadah sosis, potongan bambu, potongan pipa pvc, dan botol plastik bekas minuman.
Toples Plastik

Wadah paling lazim dipakai peternak ialah stoples plastik ukuran 1 kg. Bahan ini biasa dipakai sebagai kemasan sosis siap saji. Harganya relatif murah dan tersedia di toko plastik. Dengan wadah ini, peternak tidak perlu membeli wadah tempat makan dan min um khusus semut karena dapat memanfaatkan penutupnya. Caranya dengan meletakkan penutup menghadap ke atas. Di situlah disajikan makanan atau minuman semut.
Agar semut tetap dapat masuk ke dalam sarang, dibutuhkan pengganjal setinggi 0,5-0,7 cm. Lewat celah yang ada, semut keluar masuk sarang. Celah yang lebar, oleh semut akan ditempel dengan serat halus sehingga hanya menyisakan lubang kecil 1 cm. Stoples di pinggir rak tidak perlu diganjal. Cukup letakkan dengan posisi mulut stoples keluar melewati 1 cm dari tepi rak sehingga ada celah di bawah. Semut akan menutup sebagian celah itu dan menyisakan lubang 1 cm sebagai jalan keluar-masuk. Adanya serat halus menjadi perekat stoples sehingga tidak mudah bergerak.
Kelebihan: peternak dapat memantau kondisi dan aktivitas semut setiap saat karena wadah bening atau transparan. Wadah cepat hangat sehingga semut kerap menjemur telurnya di dinding stoples. Mud ah diperoleh dan harga murah.
Kelemahan: Karena bahan stoples bening, sehingga semut cukup terganggu bila areal sarang terlalu terang atau ada musuh atau orang yang mondar-mandir. Bila merasa tidak nyaman, semut enggan berkembang biak sehingga populasi tidak bertambah.
Pipa PVC

Bahan polivinil klorida (PVC) relatif gampang dijumpai, karena dijual di toko material. Na mun demikian, agar bisa dimanfaatkan sebagai sarang, pipa harus dipotong-potong terlebih dahulu. Dari pengamatan dan pengalaman Adhy Suharmadji, ukuran pipa PVC yang paling tepat ialah 1,5 inci. Batang pipa itu kemudian dipotong 20 sehingga masing-masing potongan sepanjang 20 cm.
Kelebihan: tiap potongan pipa PVC bisa disusun rapat sehingga efisien tempat. Namun, sebaiknya disusun berdiri agar mudah mengambilnya saat panen. Semut pun menyukai sehingga betah bersarang dan langsung membuat sarang pada hari pertama dipasang.
Kelemahan: lebih repot karena harus memotong pipa. Kemungkinan ukuran 1,5 inci tidak selalu tersedia di daerah peternak. Kondisi di dalam sarang pun tidak terpantau setelah permukaan lubang ditutup semut. Sulit meningkatkan suhu dan temperatur di dalam karena dinding pipa cukup tebal. Bila pipa telah saling melekat, sulit dipantau atau dipanen sehingga pipa lain juga harus diangkat. Terutama bila pipa diletakkan mendatar dan tersusun tinggi, dan telah menyatu dengan pipa lain. Untuk mengetahui ada isi atau tidak, maka pipa pralon diangkat. Yang paling berat yang ada isinya.
Bambu
Tidak ada ukuran pasti bambu yang baik dipakai, tapi lubangnya berkisar 7 cm. Bambu sebaiknya telah tua. Panjang potongan 20-30 cm. Sebelum dimanfaatkan, bambu dicuci agar debu-debu di bagian dalam hilang.
Kelebihan: Bambu lebih mudah diperoleh dan harganya lebih murah. Peternak tinggal memotong bambu sepanjang yang diinginkan. Biasanya dengan memanfaatkan satu ruas sebagai penutup satu sisi. Sedangkan mulut yang terbuka dipakai sebagai jalan keluar masuk. Kelak, semut sendiri yang akan menutupnya sehingga di dalam jadi gelap.
Kelemahan: Kondisi di dalam bambu sulit dipantau karena gelap. Kelembapan dan suhu juga sulit ditingkatkan lantaran dinding bambu cukup tebal
Botol Plastik

Botol plastik bekas minuman bisa juga dimanfaatkan sebagai sarang. Bahan ini bisa dipesan dari pengumpul barang bekas (pemulung).
Kelebihan: Harga murah dan bisa dipasang dalam jumlah banyak.
Kelemahan: Karena memiliki mulut botol yang sempit sehingga sulit panen. Volumenya pun kecil sehingga cepat penuh. Akibatnya semut bersarang di luar
Wadah Makan

Tidak ada batasan jenis wadah yang dipakai. Yang penting mudah diperoleh dan murah. Misal tatakan plastik, piring plastik, atau bahkan penutup stoples seperti disebutkan di atas. Wadah itu hanya untuk menahan wadah agar tidak berpindah tempat. Na mun, bila semut sehat, maka saat ulat diberikan, dengan segera mereka mengeroyoknya sehingga tidak sampai terjatuh dari rak.
Bibit
Ada dua cara mendapatkan bibit, yakni membeli dari penyedia bibit atau memanfaatkan semut dari alam. Saat ini banyak peternak yang menyediakan bibit dalam wadah stoples atau dalam potongan pipa pvc (polivinil klorida). Bibit yang disediakan telah jinak sehingga bisa langsung beradaptasi di tempat baru yang iklimnya cocok. Hanya butuh beberapa hari untuk adaptasi, sudah siap berproduksi. Tanda bibit telah beradaptasi yaitu, tidak panik saat ada orang di sekitarnya. Atau bila tangan didekatkan untuk menyentuh, semut tidak bersikap melawan.
Bibit yang dibeli dari penyedia bisa langsung ditata di rak. Perlu diingat, suhu di atas dan di bawah berbeda. Karena itu, rak bagian atas diisi bibit lebih dahulu. Setelah penuh, letakkan di anak rak bawahnya. Kemudian di bawahnya lagi. Pada musim dingin, stoples diletakkan tumpuk• menumpuk agar semuanya mendapat suhu yang sama dan pas.
Bila tinggal di luar Pulau Jawa dan sulit mendapat bibit dari pengusaha bibit, Anda dapat memanfaatkan semut dari alam yang bersarang di pepohonan. Hanya saja, semut itu masih sangat liar karena mereka belum pernah berinteraksi dengan manusia. Mereka selalu merasa terancam sehingga siap berperang. Mereka pun belum terbiasa dengan makanan yang disiapkan di depan sarang.
Karena belum terbiasa dengan lingkungan baru, semut sering mengalami stres. la tidak mau menyentuh makanan yang diberikan. Selain itu juga selalu berjalan tidak beraturan. Untuk mempercepat proses adaptasi, hal yang dapat dilakukan ialah menyiapkan minuman berupa gula yang dilarutkan dalam air hangat. Namun, sekali lagi, bila lingkungan baru yang hangat sesuai dengan keinginan semut, maka mereka cepat beradaptasi.
Menurut Yono, bila faktor lingkungan sesuai yaitu suhu 30° – 33°C dan kelembapan 60%-70%, semut dapat langsung dimasukkan dalam stoples di rak. Sebenarnya yang paling penting dalam berbudidaya semut adalah meng-upgrade semut-semut yang sudah tidak bisa lagi bertelur. Bila mengambil dari alam, hasilnya hampir pasti bagus. Namun, kondisi itu hanya bertahan 1-2 bulan. Setelah bulan ketiga atau keempat, dari pengalaman Yono, produksi kroto menurun.
ltulah sebabnya banyak peternak, terus-menerus bergantung dari semut alam. Sebab semut dari alam sudah tidak bisa bertelur sehingga harus diganti lagi dengan yang baru. Begitu seterusnya. ltu terjadi karena tingkat kelembapan di kandang mereka tinggi sekali.


TERNAK SEMUT RANGRANG,
PANGSA PASAR MASIH LUAS...

Beternak semut untuk menghasilkan kroto sangat menjanjikan, karena berapa pun hasil produksi pasti habis terjual.
Pindah Sarang Baru

- Siapkan wadah plastik besar bervolume 10 liter
- Buat lubang berdiameter 5 cm di dasarnya.
- Masukkan beberapa staples sebagai tempat bersarang yang baru.
- Siapkan tempat rangka untuk meletakkan wadah plastik, berupa rangka besi atau kayu untuk menopang wadah plastik besar.
- Mulut karung berisi semut dari a lam kemudian diselipkan lewat lubang di dasar wadah plastik.
- Mulut karung dilakban agar tidak lepas dari wadah plastik.
- Semut-semut akan segera keluar dari karung plastik dan berpindah ke wadah ember plastik tad
- Untuk mempercepat perpindahan, kondisi ruangan harus gelap.
Tiga Ciri Adaptasi
Ada beberapa hal yang jadi ciri semut beradaptasi dan sehat. Pertama, warna badan semut harus merah pirang. Kedua, saat minum, banyak semut mengerubuti tempat minum sehingga selalu habis. Ciri ketiga yaitu, bila ada staples yang berdekatan, maka semut akan membuat sarang yang merekatkan kedua staples. Bila indikasi itu terlihat, maka bisa dipastikan semua koloni di situ bagus semua.

- Warnanya selalu merah pirang.
- Selalu berkerumun ditempat minum
Menempelkan 2 sarang dengan serat halusnya untuk bersarang.
Pakan
Semut tergolong makhluk omnivora, yakni pemakan segala baik itu daging segar atau pun buah. Di alam, ia akan menangkap serangga kecil di sekitarnya, seperti ulat hongkong, jangkrik, cacing tanah, belalang, ulat bambu, ulat pisang, atau kecoak. la pun bisa memakan bangkai segar yang dijumpai, misal cecak atau takek. Pada satu penelitian, seekor bangkai cecak yang dimakan oleh kumpulan semut hingga tinggal tulang-belulang dalam waktu 13 jam.
Pada kondisi lapar, semut juga memakan buah dan madu. Contohnya pepaya yang telah dilumuri madu, vitamin C, atau vitamin B complex, atau molase alias limbah olahan gula tebu. Dengan demikian, diperlukan trik-trik khusus agar semut mau memakan bahan yang diberikan. Hanya saja pemberian buah pepaya atau pisang membuat semut jadi berwarna hitam yang diduga akibat kandungan airnya terlalu banyak.
Sebenarnya bila semut dipelihara, ketersediaan pakannya lebih terjamin. Bila di alam, makanan umumnya kurang bergizi dan tidak selalu tersedia, khususnya pada musim kemarau. Dengan memelihara anggota famili Formicidae itu dalam kandang, semut dapat diberikan pakan dan vitamin yang lebih baik daripada di alam. Dengan dipelihara, semut tidak perlu jauh-jauh mencari makanan dan minuman karena semua sudah tersedia. Semut tidak boleh kegemukan atau kekurusan. Bila kegemukan, akan terhambat reproduksi telur. Kalau kurus, juga tidak bagus karena kurang produktif.
Menu utama semut ialah binatang kecil seperti serangga atau hewan, dari yang kecil hingga besar yang masih segar. Bila bahan makanan berukuran besar, semut akan bergotong-royong menggerogoti menjadi bagian-bagian kecil sehingga mudah diangkut ke sarang. Seekor semut mampu mengangkat beban hingga 2-7 kali bobot tubuhnya.
Berikan pakan pada siang hari berkisar pukul 13.00-15.00 setelah energinya banyak terpakai untuk beraktivitas. Saat itulah mereka akan merasa sangat lapar. Mereka akan menyerbu makanan seperti kelaparan. Satu atau dua ekor semut cukup kuat untuk melumpuhkan seekor ulat hidup. Namun, bila lingkungan kurang mendukung, semut seolah tidak bertenaga untuk mengeroyok ulat.
Setelah melumpuhkan mangsa, mereka akan segera membopong makanan itu secara beramai-ramai untuk dimasukkan dalam sarang. Di dalam saranglah mereka akan makan bersama-sama.
Ulat Hongkong
Salah satu pakan yang digemari semut adalah ulat hongkong. ltu karena kandungan protein ulat hongkong tinggi, berkisar 50%-62%. Agar tidak repot membeli setiap hari, maka ulat hongkong dapat dipelihara dengan menyediakan pakan polar sehingga tetap hidup.
Hingga saat ini belum ada penelitian terkait jumlah ideal pakan ulat hongkong untuk semut. Contoh, pemberian pakan untuk 200 stoples semut, 1 kg ulat hongkong habis dalam waktul0 hari. Artinya setiap stoples diberikan 0,5 g per hari. Ada pula peternak memberikan 0,2 gram ulat hongkong per sarang setiap sore hari. Untuk percobaan, Anda bisa memberikan ulat hongkong dalam jumlah yang kecil, 0,2 g/sarang. Bila pakan yang diberikan habis pada sore hari, maka pakan hidup itu harus segera ditambahkan. Bila kelaparan, semut akan memakan kroto atau telurnya yang tersedia di sarang, atau bahkan saling membunuh. Karena itu, pada awal pemeliharaan, sebaiknya selalu diawasi agar ternak semut tidak kelaparan.
Namun, pada kondisi masih stres dan iklim lingkungan baru tidak sesuai, semut yang baru didatangkan terkadang tidak mau makan hingga lebih dari sepekan. Pakan dan air gula yang disediakan tidak disentuh sama sekali. Jadi alih-alih semut bertelur, justru kroto atau sarang yang ada jadi sasaran dimakannya. Untuk mengatasi hal itu, Anda dapat mencoba memberikan sisa lauk-pauk makanan Anda, misalnya tulang ikan atau tulang ayam. Tapi bila sisa lauk-pauk itu tidak dimakan, segera dibuang agar tidak busuk.

Kalau mati, semut tidak mau memakannya sehingga menimbulkan bau busuk.

Jangkrik dan Belalang
Jangkrik dan belalang juga diberikan sebagai pakan pada siang hari. Cara pemberiannya, cukup memasukkan 1 ekor dalam staples. Pakan hidup itu dapat diberikan dengan atau tanpa tungkainya yang panjang. Bila dengan tungkai, semut lebih lama melumpuhkannya karena lincah bergerak. Tetapi bila kaki panjangnya dicopot, semut lebih cepat menaklukkannya.
Daging Segar
Semut pun dapat diberikan daging segar sisa olahan saat menyiapkan makanan di dapur. Tulang atau limbah yang masih segar bisa diberikan ke semut. Hanya saja, bila semut dipelihara di dalam rumah, aromanya bisa mengganggu keluarga. Daging segar itu pun jadi incaran kucing peliharaan
Pakan Selama Liburan
Agar di kandang selalu tersedia pakan segar, Anda dapat membeli ulat hongkong dalam jumlah banyak sebagai persediaan. Ulat itu diberikan pakan pabrikan. Penulis telah membuktikan dengan memberikan pakan pabrik berbentuk batangan. Ternyata ulat hongkong mau memakannya hingga dapat hidup lebih dari satu bulan dan tetap tumbuh besar. Dengan begitu peternak pun dapat berlibur tanpa khawatir semut kehabisan pakan. Caranya, letakkan ulat hongkong yang banyak beserta pakannya di dekat sarang semut.
Menu rut Yono, semut dapat ditinggalkan selama 7-10 hari. Yang penting disiapkan makanan dan minuman yang cukup. Bila membudidayakan sendiri, pasti tahu kebutuhan semut per hari sehingga bisa memperkirakan kebutuhan makanan dan minuman untukjumlah hari ditinggalkan. Bila menggunakan air hangat, air minum tidak akan basi hingga 10 hari. Ulat hongkong juga bisa tahan 10 hari. Tinggal menyediakan pakan pur di tern pat makannya

Minuman
Seperti pepatah, ada gula ada semut, anggota famili Formicidae itu juga menyukai gula. Gula merupakan sumber glukosa yang kemudian diolah menjadi energi. Umumnya ia diberikan dalam bentuk larutan atau air gula.
Metode pemberian minuman. Larutkan gula itu dalam air panas sehingga larut dengan sempurna. Berikan ke semut saat hangat-hangat kuku. Bila semut suka, mereka akan berkeliling memutari staples sekaligus untuk membakar kalori/glukosa dalam tubuh. ltu membuktikan semut suka sesuatu yang panas.
Selanjutnya mereka akan meminum ramai-ramai, bahkan hingga tumpuk-menumpuk. Air yang hangat akan awet dan tidak cepat basi. Hindari melarutkan gula di air dingin karena gula tidak larut sempurna dan semut tidak menyukai. Untuk mengantisipasi bila akan bepergian, maka gula diberikan dalam bentuk padat, terpisah dari air.
Volume pemberian gula yaitu, 8 sendok makan penuh dilarutkan dalam 1 liter air panas. Setelah larutan gula panas suam-suam kuku, dimasukkan dalam beberapa staples. Dengan tempat yang besar, semut masih bisa melakukan pemanasan mengelilingi wadah sebelum minum beramai-ramai. Bila semut terlihat bergerombol di tempat makan dan minum, itu tanda dia sehat.
Air gula yang diminum semut akan menjadi glukosa. Namun, kemudian akan terbakar akibat aktivitasnya yang terus bergerak. Glukosa yang terbakar menjadi tenaga yang kemudian digunakan lagi untuk bergerak dan makan. Karena itulah kebutuhan makannya lebih banyak dari cara budidaya sebelumnya.

Jamu Fermentasi
Untuk menambah asupan gizi, peternak dapat memberikan semut tepung ikan. Bahan itu diberikan saat memberi makan ulat hongkong atau jangkrik. Semut juga diberikan vitamin-vitamin, misal B kompleks. Namun, pemberian vitamin B kompleks yang kebanyakan, kurang disukai semut. Daya tahan semut juga dapat ditingkatkan dengan memberikan vitamin-vitamin kompleks. Vitamin dan mineral bisa diberikan secara terpisah atau dicampur dengan larutan gula. Jamu-jamuan ini tersedia di pasaran dalam bentukjadi.
Bila makanan dan minuman cukup, semut akan bertelur dengan baik. Tandanya, sarang akan cepat penuh dengan kroto. Bahkan semut akan bersarang di luar karena tidak dapat sarang untuk tinggal.
Aktivitas Bertelur
Di dalam sarang (stoples), semut akan membuat beberapa labirin yang dibuat dari serat atau rajutan-rajutan halus dari air liurnya. Semut yang telah beradaptasi akan bertelur di atasnya. Menu rut Adhi Suharmaji, peternak semut di Jember, satu ratu bertelur sedikit-sedikit dengan interval 5 menit. Sang ratu akan bertelur hingga jumlahnya mencapai 200-250 butir.
Bentuknya seperti nasi atau ampas kelapa. Telur itu kemudian diangkut semut pekerja dan ditata di atas lempengan. Kroto setelah jadi larva dipakai oleh semut untuk menebalkan labirin menjadi lebih tebal dan kuat. Semut akan bergantian menggotong larva itu hingga mengeluarkan air liurnya untuk mempertebal sarang.
Semut mempunyai kemampuan membentuk lapisan sarang berbeda-beda, tergantung kualitas semut. Ada yang sampai berhari-hari, tapi ada juga yang cuma satu hari dan langsung selesai. Juga tergantung volume stoples. Setelah selesai membuat lapisan sarang (labirin), dan bertelur, semut langsung melapisi dengan air liur larva. Bila tidak ada larva, maka sulit bagi semut untuk menebalkannya. Jadi urutan pembuatan sarang: semut membuat lapisan/labirin lalu semut bertelur di atasnya. Setelah terbentuk larva, maka larva akan dimanfaatkan untuk menebalkan sarang.


Semut Mogok Makan
Bila semut tidak mau menyentuh air minum atau pakan ulat hongkong, ada beberapa faktor penyebabnya. Diantaranya:
- Air min um kurang higienis, artinya tempat air minum tidak pernah dicuci
- Sistem tuang, artinya, air gula belum habis dituang lagi yang baru. Akhirnya air menjadi asam. Jadi sebelum ditambahkan air minum baru, tempatnya harus dicuci bersih.
- Membuat minuman air gula dengan menggunakan air dingin. Jadi gunakan air panas.
- Faktor cuaca, kelembapan terlalu tinggi, diatas 85%. Jadi meski 3 sarat sudah terpenuhi, tapi lingkungan lembap, tetap saja, semut tidak mau makan. Akumulasi glukosa dalam tubuhnya terlalu tingg Praktis, tidak bisa ditempatkan pada daerah dengan kelembapan tinggi.
Bila tahapan itu sudah betul, tetapi semut tetap tidak mau makan, maka kemungkinan lingkungan hidupnya yang tidak pas, suhu rendah dan kelembapan terlalu tinggi.

Tanpa Ratu
Bila lingkungan telah sesuai keinginan semut, dibarengi dengan pemberian pakan yang tepat, dan tanpa gangguan dari hewan pengganggu, maka semut dapat berkembang biak dengan baik. Kehadiran ratu sangat diperlukan, meski tidak mutlak. Dari pengalaman Adhy Suharmadji, kehadiran ratu Oecophylla smaragdina dipengaruhi oleh musim.
Pada Oktober-Februari atau musim penghujan, saat paling sesuai untuk kelahiran calon ratu. Saat itu, dalam satu koloni dapat lahir 30-50 ekor. Sebaliknya, pada Maret-September, atau bulan hangat kelahiran ratu amat sedikit, hanya 1 ekor per sarang. Meski tanpa ratu, sebenarnya tetap dapat dihasilkan telur-telur. Sebab, semut pekerja dapat menggantikan posisinya bertelur. Bila kondisi sarang terancam, semut pekerja seolah membutuhkan prajurit tambahan, sehingga ia melahirkan ratu, yang produktivitas telurnya tinggi.

Hama dan Penyakit
Sebenarnya, tidak banyak predator bagi semut. Hanya cecak yang kerap jadi pengganggu. ltu pun tidak memangsa langsung. la lebih tertarik pada kroto atau ulat hongkong. Biasanya, ia memangsa yang jatuh. Pada semut sehat, cecak malah takut karena anggota koloninya sangat banyak. Semut itu pun memiliki energi yang banyak sehingga agresif dan kuat bertahan. Kecuali bila
jumlah semut tidak banyak, cecak berani mendatangi. ltu biasanya pada kandang yang adem dan lembap karena energinya kurang. Selain cecak, kodok juga bisa memangsa semut. la menyemprot semut dengan air sehingga jatuh, baru dimakan.
Dari segi penyakit, juga tidak banyak yang menyerang semut. Lebih banyak akibat pengaturan lingkungan yang kurang tepat yang mengakibatkan semut jadi loyo. Untuk membedakan semut sehat dan tidak, lihat warna badannya. Bila merah pirang, berarti semut sehat. Bila warnanya gelap, berarti kurang sehat. Glukosanya terakumulasi dalam tubuh sehingga untuk bergerak pun dia ma las. Semut yang sehat itu bergerak terus karena membakar glukosa. Cara melihat tubuhnya dari samping. Bila dilihat dari atas akan ada pantulan dari alas sehingga semut terlihat gelap.

Panen
Bila tidak ada kendala seperti disebutkan di atas, maka panen kroto bisa dilakukan. Tanda stoples berisi kroto siap panen adalah terlihat telur kecil berwarna kuning di dalam stoples. Artinya, disitu sudah banyak telur-telur lain. Sela in itu bila ada dua sarang berdekatan dengan dinding menempel, maka salah satu atau keduanya berisi telur yang banyak. Karena bahan yang dibuat untuk melem berasal dari larva yang berada dalam salah satu sarang atau keduanya.
Bila jumlah sarang terbatas, maka pan en kroto dilakukan secara bergiliran. Misalnya dari satu rak dipanen 10 stoples, esok harinya, stoples lain yang dipanen, dan seterusnya hingga 5 hari kemudian panen sudah balik ke stoples pertama.
Cara panen kroto sebenarnya cukup mudah. Tidak perlu membongkar sarang. Cukup melubangi dengan menusuk pakai dua jari. Semut dan kroto kemudian dituang ke baskom. Lalu kembalikan stoples ke tempat semula. Baskom berisi kroto dan semut kemudian digoyang-goyang agar semut terpisah dari kroto. Semut yang berada di bagian atas kemudian diraup lalu dimasukkan ke sarangnya kembali.
Sedangkan panen cara lama, sarang dirusak semua agar bisa mendapatkan semua kroto. Cara itu menyebabkan panen berikutnya lebih lama karena semut harus membuat sarang baru. Sedangkan dengan cara baru, semut tidak perlu membuat sarang lagi. Mereka hanya cukup memperbaiki. Peternak akan lebih untung karena frekuensi panen lebih sering dilakukan. Semut pun mempunyai kesempatan untuk bertelur lagi.
Jika satu toples dihasilkan 6 gram kroto per 5 hari maka dari 500 stoples dipanen 3 kg kroto. Bila mempunyai 500 sarang yang digilir panen per 5 hari, artinya setiap hari akan diperoleh dari 100 sarang sebanyak 600 gram kroto. Bila harga kroto, Rp300.000 per kg maka dalam sehari diperoleh Rp 180.000, atau Rp5,4• juta per bu lan. Idealnya, panen dilakukan saat jumlah sarang mencapai 2.000 sarang. Sehingga telur kroto yang dipanen pun lebih banyak, 2,4 kg per hari atau senilai Rp720.000 atau Rp2 1-juta/bulan. Yang dicapai pada bulan ke-7.

- Siapkan baskom.
- Taburi pinggirnya dengan sagu agar semut tidak dapat memanjat. Gunakan sarung tangan kare Bila perlu baju lengan panjang.
- Pilih stoples yang sudah banyak telurnya. Tandanya, telur kuning banyak di pinggir, telur banyak melekat di dinding stoples, dan semut membuat labirin di luar stoples sehingga melekat.
- Lubangi labirin dengan cara menusuk labirin dengan jar
- Tuang isi stoples ke dalam baskom sehingga semut dan telurnya pindah ke baskom.
- Goyang-goyang baskom sehingga semut melepaskan telurnya.
- Setelah semut berkumpul, ambil dengan tangan lalu masukkan dalam stoples semula. Lakukan hingga semua semut telah pindah.
- Ambil telur yang tersisa dan masukkan dalam wadah tertutup. Kumpulkan setiap isi stoples.
Dari 400 toples, Anis Pristiono dapat memanen 500 gram per hari, tergantung musim. la pun tak perlu repot menjual kroto ke pasar karena penampung kroto akan datang ke lokasi. Karena langganan banyak, setiap pengepul digilir waktu pengambilan oleh Yono-sebutan akrab Anis Pristiono.

Analisis Usaha
Budidaya semut untuk hasilkan kroto bisa dilakukan dengan dana terbatas. Pembuatan rak bisa dilakukan dengan bahan sederhana. Misal menggunakan rangka bambu, dinding dan atap dari plastik terpal. Bobot plastik pun ringan. Bila menggunakan bambu betung bisa tahan 2-3 tahun, bahkan lebih.
Dengan dana Rp10 juta, peternak sudah bisa membangun kandang ukuran 10 m x 2 m x 3 m dan menampung 1.200 staples. Satu rak menghabiskan biaya Rp 300 ribu. Untuk 12 rak, Rp 3.600.000. Biasanya bambu dan konstruksi, membutuhkan biaya sekitar Rp 1,1 juta/kandang, dan terpal plastik Rp 720.000. Bila tersedia dana Rp10-juta, maka Rp 5,3 juta untuk bangun kandang, dan Rp 4-juta untuk beli semut/sarang. Dengan infrastruktur yang benar, maka modal Rp10 juta, bisa kembali Rp 30 juta dalam waktu singkat karena pertumbuhan semut sangat signifikan.

